balon

Jumat, 17 April 2009

Default Dharma dalam cerita kehidupan setiap hari

Rekan2 seDharma, tadi ketika saya sarapan semangkuk besar mie Medan saya jadi terpikir tentang sebuah kisah mengenai persaingan. Dari dahulu saya selalu berpikir kalo persaingan itu lebih banyak dampak positifnya daripada negatifnya.

Mengenai rumah makan mie:

Dahulu ada 2 kedai mie di suatu wilayah yang bersaing. Satunya menjual mie Bangka, satunya menjual mie Makassar. Kedua kedai mie tersebut sangat hebat dalam meramu bumbu-bumbu masakan mereka sehingga para pelanggan puas dan banyak yang menjadi langganan, kemampuan keduanya dalam memasak mie sama-sama hebatnya dan sangat terspesialisasi sehingga para pelanggan di daerah tersebut sangking ngilernya jadi gantian makan di kedua kedai yang berlainan setiap harinya. Para pelanggan tidak dapat menjawab ketika ditanya "Mie mana yang lebih enak?" karena kedua-duanya sangat enak.

Namun, pada suatu hari si penjual Mie Makassar berpikir, "Sekarang pelanggan kami berdua sama banyaknya, kalau saya mampu membuatnya keluar dari bisnis, pasti pelanggan mereka akan pindah ke saya sehingga keuntungan saya bisa jadi 2 kali lipat!" Pemikiran yang cukup logis namun agak serakah. Lalu, dilakukanlah berbagai cara oleh si pengusaha mie ini mulai dari mensabotase sampai menuduh si pengusaha mie Bangka menggunakan formalin berlebihan untuk membuat mienya. Dengan sedikit sogokan, maka kedai mie Bangka pun tutup dan tamat riwayatnya. Si mie Makassar melaju sendirian di bisnis kedai mie untuk wilayah itu.

Rencananya sudah berhasil, namun pelanggan Mie Makassar tidak bertambah dan juga tidak berkurang. Malah lama kelamaan berkurang. Lalu si pemilik kedai berpikir, "mengapa? Bukankah aku satu-satunya pemilik kedai mie di daerah ini?" Selidik punya selidik, ternyata para penduduk sana sudah jemu dengan mie yang ada. Dahulu, mereka punya pilihan. Kalau bosan dengan mie Makassar, mereka bisa makan mie Bangka... kalau sudah eneg dengan mie Bangka, mereka makan mie Makassar. Namun, karena yang tersedia cuma mie Makassar, maka selera penduduk sekitar sama sekali tidak membantunya.

Yah... entah ayat Tripitaka mana yang bisa diasosiasikan, tapi pokoknya ceritanya cuma fiksi kok, rekaan semata Kalau ternyata ada kejadian, itu cumalah kebetulan semata. Soal pemilihan kenapa Mie Bangka dan Mie Makassar karena dua2nya enak menurut saya hehehehe...

Namun dalam Buddhisme saya mengenal tidak ada kebenaran yang mutlak (ini diajarkan teman saya, sdr Zhou Wen Han). Benar juga, seandainya mereka gabung kekuatan ceritanya bakal lain walau hanya ada satu kedai di sana. Atau bila salah satu membeli kedai yang lain dan menggunakan ketrampilan mereka dengan baik. Saya cuma sekedar berbagi cerita... sebenarnya di kepala saya ini terdapat banyak cerita. Kapan2 saya bagi2 lagi.

Dengan Metta,
Semoga semua mahkluk berbahagia!

Digoda Si Cantik Penunggu Perempatan

Lima belas tahun yang lalu, tatkala aku hendak pulang kuliah dari lokasi kampus yang berada di kawasan Sampangan, Semarang seringkali aku melakukan kegiatan rutin, yakni mampir dulu untuk sekedar mencari hiburan.
Waktu itu, waktunya agak malam dikit, kebetulan ada kuliah umum sehingga rada lama selesainya. Kebetulan malam itu film di bioskop di kawasan Metro cukup mengundang filmnya. Akhirnya lepas kuliah yang satu, yang satu ke perkuliahan lainnya maksudnya nonton bioskop.
Pertunjukan dimulai jam 10.00 malam, dan film yang diutar cukup menegangkan. Sekitar 100 menit jantung ini dibuat ngap-ngap’an menikmati adegan film. Kelar nonton, buru-buru ngejar omprengan alias angkutan umum pengganti di waktu malam.
Saat itu, aku menunggu omprengan di depan perempatan Peterangan yang cukup
lenggang karena udah hampir jam 12 malam. Cuma beberapa orang yang berseliweran, tampak juga mobil-mobil yang biasa lalu-lalang cukup padat, malam itu hanya ada beberapa saja yang melintas.
Pikiran sudah melayang entah kemana bersamaan asap rokok yang mengepul dari mulut. Beberapa menit berselang ada suara halus menegurku dari belakang, cukup mengagetkan memang. Tapi di satu sisi seperti percaya gak percaya ternyata dia wanita muda putih dan cantik. Lalu kita memulai percakapan dengan beberapa pertanyaan,
“Mau kemana mas,” tanya lembut
“Karangayu,” jawabku sopan banget deh
“Kamu sendiri kemana mbak, ” tanyaku kemudian.
“Tanjungmas, mau nganter ” tawarnya penuh mempesona
“Kenapa nggak!”
Nggak lama kemudian, kami menuju angkutan tujuan ke Tanjungmas, aneh tiba-tiba saja kendaraan itu melaju, meskipun tidak ada penumpang lain, tapi aku nggak perduli yang ada hanya kebanggaan yang luar biasa, ternyata orang seperti aku bisa juga berkenalan dengan wanita cantik seperti dia.
Anehnya, hanya dalam hitungan menit, kami sampai di pintu pelabuhan Tanjungmas. Sampailah kami berdua kesuatu tempat, dimana di sana ada gardu listrik yang besar dan jalan masuk ke sebuah perkampungan yang sunyi, kamipun akhirnya tiba di rumah si cantik itu.
Tiba di rumah, aku disuguhi beberapa potong kue dan air minum, tapi semuanya tak kuperdulikan karena mata, tangan dan tatapan ini tak mau lepas darinya. Seperti tersadar aku beristighfar. Lantas aku segera pamit pulang, tapi si wanita cantik itu menahanku dengan keras.
Tapi aku tak mau kalah, dengan berbagai cara aku harus segera meninggalkan rumah itu. Terus-menerus mulutku berkomat kamit mengucapkan Asma Allah. Namun saat
pulang aku menjadi kebingungan. Jalan yang tadi ternyata areal pertambakan dan semak belukar. Meski panik, aku terus beristighfar, Alhamdulillah ada suara adzan, dan tidak lama kemudian aku melihat lampu jalanan di seberang yang menandakan menuju jalan pulang. Alhamdulillah berkat suara adzan aku selamat dari sergapan hantu wanita tersebut.

Batu menangis

Cerita kumpulan

Di sebuah desa terpencil, tinggallah seorang gadis dan ibunya. Gadis itu cantik. Sayang, dia sangat malas. Ia sama sekali tak mau membantu ibunya mencari nafkah. Setiap hari gadis itu hanya berdandan. Setiap hari, ia mengagumi kecantikannya di cermin. Selain malas, gadis itu juga manja. Apa pun yang dimintanya, harus dikabulkan. Tentu saja keadaan ini membuat ibunya sangat sedih.

Suatu hari Ibunya meminta anak gadisnya menemaninya ke pasar. “Boleh saja, tapi aku tak mau berjalan bersama-sama dengan Ibu. Ibu harus berjalan di belakangku,” katanya. Walaupun sedih, ibunya mengiyakan. Maka berjalanlah mereka berdua menuruni bukit beriringan. Sang gadis berjalan di depan, sang ibu berjalan di belakang sambil membawa keranjang.

Walaupun mereka ibu dan anak, mereka kelihatan berbeda. Seolah-olah mereka bukan berasal dari keluarga yang sama. Bagaimana tidak? Anaknya yang cantik berpakaian sangat bagus. Sedang ibunya kelihatan tua dan berpakaian sangat sederhana.

Di perjalanan, ada orang menyapa mereka. “Hai gadis cantik, apakah orang yang di belakangmu ibumu?” tanya orang itu. “Tentu saja bukan. Dia adalah pembantuku,” kata gadis itu. Betapa sedihnya ibunya mendengarnya. Tapi dia hanya diam. Hatinya menangis. Begitulah terus menerus. Setiap ada orang yang menyapa dan menanyakan siapa wanita tua yang bersamanya, si gadis selalu menjawab itu pembantunya.

Lama-lama sang ibu sakit hatinya. Ia pun berdoa . “Ya, Tuhan, hukumlah anak yang tak tahu berterima kasih ini,” katanya. Doa ibu itu pun didengarnya. Pelan-pelan, kaki gadis itu berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi dari kaki ke atas. “Ibu, ibu! Ampuni saya. Ampuni saya!” serunya panik. Gadis itu terus menangis dan menangis. Namun semuanya terlambat. Seluruh tubuhnya akhirnya menjadi batu. Walaupun begitu, orang masih bisa melihatnya menitikkan air mata. Karenanya batu itu diberi nama “Batu Menangis”

Jumat, 03 April 2009

pidato obama

pppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
tttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttttt
oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo






Orang pemakan meja


Pada suatu hari ada sebuah orang yang bernama Richard dia adalah orang yang terkenal atau di kenal suka memakan meja pertama-tama dia mengambil gergaji untuk memotong meja atau kursi yang ingin dia makan dia mendapat jurus itu dari kakek moyangnya lalu pada saat dia memakan meja atau kursi itu tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu rumahnya.Ternyata orang itu adalah orang yang ingin belajar jurus itu .Lalu Richard berkata masklah maaf di rumaku hanya ada jus kursi danmeja kamu mau yang mana llalu orang itu berkata saya mana aja pun bole ya ud tunggu sebentar ya.Sehabis orang itu keluar orang itu muntah-muntah karena meminum jus itu lalu orang itu pun mati dan meninggal dunia dan tiba-tiba polisi pun datang dan Richard pun mati ter tembak.